Jerawat sering kali menjadi masalah kulit yang mengganggu bagi banyak orang. Meskipun banyak faktor yang dapat mempengaruhi munculnya jerawat, ada klaim bahwa konsumsi minuman tinggi gula dapat memperburuk kondisi kulit ini. Namun, apakah benar minuman dengan kandungan gula tinggi dapat menyebabkan jerawat? Mari kita telusuri lebih dalam.
Apa yang Dikatakan Penelitian?
Kaitan antara Indeks Glikemik dan Jerawat: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan atau minuman dengan indeks glikemik tinggi, yang dapat meningkatkan kadar gula darah secara cepat, dapat memperburuk jerawat. Konsumsi makanan atau minuman seperti minuman bersoda, minuman olahan dengan tambahan gula, dan makanan cepat saji telah dikaitkan dengan peningkatan risiko jerawat.
Peningkatan Produksi Minyak Kulit: Gula dalam darah dapat memicu pelepasan hormon insulin, yang pada gilirannya dapat merangsang kelenjar minyak di kulit untuk memproduksi lebih banyak minyak. Kadar minyak yang berlebihan dapat menyumbat pori-pori kulit dan menyebabkan jerawat.
Peradangan: Konsumsi gula berlebihan juga dapat memicu peradangan dalam tubuh. Peradangan ini dapat memengaruhi kondisi kulit dan meningkatkan risiko munculnya jerawat.
Cara Minimalkan Risiko Jerawat Akibat Konsumsi Gula Tinggi
Pilih Minuman dengan Kandungan Gula Rendah: Hindari minuman yang mengandung gula tambahan dalam jumlah besar, seperti minuman bersoda dan minuman manis olahan lainnya. Lebih baik memilih minuman yang tidak mengandung gula tambahan, seperti air putih, teh tawar, atau air infus buah tanpa tambahan gula.
Perhatikan Pola Makan: Selain minuman, pola makan secara keseluruhan juga dapat memengaruhi kondisi kulit. Makanlah makanan yang rendah indeks glikemiknya, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein sehat, untuk mengurangi risiko jerawat. Hindari makanan yang high glycemic index, makanan manis-manis, makanan instan, olahan, serta makanan cepat saji.
Perawatan Kulit yang Tepat: Selain mengatur pola makan, penting juga untuk merawat kulit dengan baik. Gunakan produk perawatan kulit yang sesuai dengan jenis kulit Anda dan hindari produk yang dapat menyumbat pori-pori.
Meskipun ada bukti yang menunjukkan hubungan antara konsumsi gula tinggi dan jerawat, perlu diingat bahwa jerawat adalah kondisi kulit yang kompleks, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter kulit untuk penanganan yang tepat sesuai kondisi kulit Anda.
Referensi:
Burris, J., Rietkerk, W., & Woolf, K. (2013). Acne: the role of medical nutrition therapy. Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, 113(3), 416-430.
Smith, R. N., Mann, N. J., Braue, A., Mäkeläinen, H., & Varigos, G. A. (2007). The effect of a high‐protein, low glycemic‐load diet versus a conventional, high glycemic‐load diet on biochemical parameters associated with acne vulgaris: A randomized, investigator‐masked, controlled trial. Journal of the American Academy of Dermatology, 57(2), 247-256.
Melnik, B. C. (2012). Dietary intervention in acne: Attenuation of increased mTORC1 signaling promoted by Western diet. Dermato-endocrinology, 4(1), 20-32.
Bowe, W. P., & Logan, A. C. (2011). Clinical implications of lipid peroxidation in acne vulgaris: old wine in new bottles. Lipids in Health and Disease, 10(1), 212.
Approved by Dokter Komite Medik Marvee Clinic by Kimia Farma