Komedo di area hidung dan dagu sering kali jadi musuh utama banyak orang. Meski sudah rajin cuci muka dan pakai skincare, kok tetap muncul lagi ya?
Yuk, cari tahu kenapa komedo membandel sering muncul di dua area ini dan bagaimana cara mengatasinya berdasarkan riset ilmiah dermatologi.
Apa Itu Komedo?
Komedo adalah sumbatan di pori-pori yang terbentuk dari campuran sebum (minyak alami kulit), sel kulit mati, dan bakteri.
Ada dua jenis utama:
- Komedo terbuka (blackheads) terlihat seperti titik hitam karena oksidasi udara.
- Komedo tertutup (whiteheads) tampak seperti benjolan kecil berwarna putih di bawah kulit.
Menurut jurnal Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology (2020), komedo merupakan tahap awal dari pembentukan jerawat non-inflamasi jadi kalau dibiarkan, bisa berkembang menjadi jerawat meradang.
Mengapa Hidung dan Dagu Jadi Area Favorit Komedo?
- Produksi Sebum Berlebih
Area hidung dan dagu termasuk dalam zona T (T-zone) yang punya kelenjar sebaceous paling aktif.
Ketika sebum berlebih bercampur dengan kotoran atau makeup, pori-pori mudah tersumbat. - Penumpukan Sel Kulit Mati
Jika proses regenerasi kulit tidak optimal, sel kulit mati menumpuk dan menutup pori-pori.
Tanpa eksfoliasi rutin, sumbatan ini akan berubah menjadi komedo hitam atau putih. - Faktor Hormon
Perubahan hormon (misalnya menjelang menstruasi atau stres) dapat merangsang produksi sebum lebih banyak.
Ini menjelaskan kenapa komedo sering muncul saat hormon sedang tidak stabil. - Penggunaan Produk Kosmetik yang Komedogenik
Beberapa produk makeup atau sunscreen mengandung bahan seperti lanolin, isopropyl myristate, atau minyak mineral yang bisa memicu komedo.
Pastikan selalu memilih produk dengan label “non-comedogenic.” - Kebiasaan Menyentuh Wajah
Tanpa disadari, sering menyentuh atau memencet area hidung dan dagu bisa memindahkan kotoran dan bakteri dari tangan ke kulit, memperparah sumbatan di pori.
Cara Mengatasi Komedo Membandel
- Gunakan pembersih berbahan salicylic acid (BHA) untuk membantu membuka pori dan membersihkan minyak berlebih.
- Lakukan eksfoliasi ringan 2–3 kali seminggu untuk mengangkat sel kulit mati.
- Gunakan clay mask atau charcoal mask untuk menyerap minyak berlebih.
- Jangan memencet komedo! Tindakan ini bisa menyebabkan luka dan memperbesar pori.
Jika komedo muncul terus-menerus meski sudah rajin merawat kulit, itu bisa jadi tanda produksi sebum tidak seimbang atau ada faktor hormonal yang mempengaruhi.
Konsultasikan dengan dokter di Marvee Clinic agar mendapatkan perawatan yang lebih tepat dan aman sesuai kondisi kulitmu.
Referensi Ilmiah
- Dreno, B., et al. (2020). What’s new in the pathophysiology of acne? An overview. Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology, 13, 357–367.
- Zouboulis, C. C., & Boschnakow, A. (2001). Chronological ageing and photoageing of the human sebaceous gland. British Journal of Dermatology, 144(4), 846–852.
- Kurokawa, I., et al. (2009). New developments in our understanding of acne pathogenesis and treatment. Experimental Dermatology, 18(10), 821–832.
- Thiboutot, D. (2018). Sebaceous gland physiology and the pathophysiology of acne. Journal of the American Academy of Dermatology, 78(1 Suppl 1), S1–S14.
- Draelos, Z. D. (2016). Cosmetic dermatology: Products and procedures. John Wiley & Sons.
Approved by Dokter Marvee Clinic by Kimia Farma
