Sunscreen atau tabir surya adalah salah satu produk perawatan kulit yang paling penting untuk melindungi kulit dari efek berbahaya sinar ultraviolet (UV). Namun, banyak mitos yang beredar tentang sunscreen yang dapat menimbulkan kebingungan.
Mitos 1: Sunscreen Hanya Dibutuhkan Saat Cuaca Panas
Fakta: Sinar UV dapat menembus awan dan tetap berbahaya meskipun cuaca mendung atau hujan. Menurut World Health Organization (WHO), hingga 80% sinar UV dapat menembus awan, yang berarti kulit tetap berisiko terkena kerusakan UV bahkan saat cuaca tidak cerah. Oleh karena itu, sunscreen harus digunakan setiap hari, terlepas dari kondisi cuaca.
Mitos 2: Sunscreen Menghalangi Penyerapan Vitamin D
Fakta: Meskipun sunscreen mengurangi paparan sinar UVB yang diperlukan untuk produksi vitamin D, penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang masih mendapatkan cukup vitamin D melalui paparan sinar matahari sehari-hari dan sumber makanan. Menurut American Academy of Dermatology, kekurangan vitamin D jarang terjadi pada orang yang menggunakan sunscreen secara teratur.
Mitos 3: Semua Sunscreen Sama
Fakta: Sunscreen memiliki berbagai jenis dan formulasi, termasuk chemical sunscreen (yang menyerap sinar UV) dan physical/mineral sunscreen (yang memantulkan sinar UV). Selain itu, tingkat SPF (Sun Protection Factor) juga bervariasi. SPF 30 melindungi dari 97% sinar UVB, sedangkan SPF 50 melindungi dari 98%. Pemilihan sunscreen harus disesuaikan dengan jenis kulit dan aktivitas sehari-hari.
Mitos 4: Sunscreen dengan SPF Tinggi Tidak Perlu Diaplikasikan Ulang
Fakta: Tidak peduli seberapa tinggi SPF-nya, sunscreen perlu diaplikasikan ulang setiap 2 jam, terutama setelah berkeringat, berenang, atau mengelap kulit. Menurut Skin Cancer Foundation, tidak ada sunscreen yang benar-benar tahan air, dan efektivitasnya akan berkurang seiring waktu.
Mitos 5: Sunscreen Hanya untuk Orang dengan Kulit Terang
Fakta: Semua jenis kulit, termasuk kulit gelap, berisiko terkena kerusakan akibat sinar UV dan kanker kulit. Meskipun melanin dalam kulit gelap memberikan perlindungan alami, itu tidak cukup untuk mencegah kerusakan jangka panjang. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the American Academy of Dermatology, orang dengan kulit gelap juga perlu menggunakan sunscreen secara teratur.
Mitos 6: Sunscreen Menyebabkan Jerawat
Fakta: Beberapa sunscreen memang dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat, terutama pada kulit berminyak atau rentan berjerawat. Namun, banyak produk sunscreen non-comedogenic yang dirancang khusus untuk kulit berjerawat. Memilih sunscreen yang sesuai dengan jenis kulit dapat menghindari masalah ini.
Mitos 7: Sunscreen Aman Digunakan Tanpa Batas
Fakta: Sunscreen memiliki masa kedaluwarsa, dan penggunaan produk yang sudah kedaluwarsa dapat mengurangi efektivitasnya. Selain itu, beberapa bahan dalam sunscreen dapat terdegradasi jika terpapar suhu tinggi. Selalu periksa tanggal kedaluwarsa dan simpan sunscreen di tempat yang sejuk dan kering.
Referensi:
World Health Organization (WHO). Ultraviolet Radiation and Human Health.
https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/ultraviolet-radiation
American Academy of Dermatology. Vitamin D and Sunscreen.
https://www.aad.org/public/everyday-care/sun-protection/vitamin-d-and-sunscreen
Skin Cancer Foundation. Sunscreen FAQs.
https://www.skincancer.org/skin-cancer-prevention/sun-protection/sunscreen/
Journal of the American Academy of Dermatology. Sunscreen Use in Skin of Color.
https://www.jaad.org/article/S0190-9622(20)30600-9/fulltext
Dengan memahami mitos dan fakta tentang sunscreen, MVriends dapat melindungi kulit secara efektif dan mencegah kerusakan jangka panjang akibat paparan sinar UV. Selalu pilih produk yang sesuai dengan kebutuhan kulit dan gunakan secara konsisten untuk hasil yang optimal.